PENCELUPAN REAKTIF
Pencelupan
adalah suatu proses pemberian warna pada bahan tekstil secara merata dan baik,
sesuai dengan warna yang diinginkan. Sebelum pencelupan dilakukan maka harus
dipilih zat warna yang sesuai dengan serat. Beberapa zat pembantu misalnya
garam, asam, alkali atau lainnya ditambahkan kedalam larutan celup dan kemudian
pencelupan diteruskan hingga diperoleh warna yang dikehendaki. Oleh karena itu
perlu penambahan zat – zat pembantu untuk mendorong zat warna lebih mudah
mendekati permukaan serat. Peristiwa tersebut sering disebut DIFUSI zat
warna dalam larutan.zat warna yang mempunyai tenaga cukup besar dapat mengatasi
gaya – gaya tolak dari permukaan serat, sehingga molekul zat warna tersebut
dapat terserap menempel pada permukaan serat. Peristiwa ini disebut ADSORPSI.
Sifat
– sifat pencelupan suatu zat warna sering direpresentasikan dalam suatu kurva
pencelupan tertentu. Dari kurva tersebut diharapkan dapat diperoleh
interpretasi yang lebih nyata tentang karakteristik zat warna dalam proses
pencelupan.
Sebelum
dilakukan pencelupan maka bahan tekstil harus dilakukan pretreatment terlebih dahulu supaya hasil
celup sempurna. Diantara proses tersebut adalah :
-Enzime : Menghilangkan bulu – bulu yang timbul pada
benang atau kain akibat gesekan – gesekan yang terjadi pada proses pertenunan,
proses ini dimaksudkan supaya permukaan kain akan menjadi rata, sehingga pada
proses pencelupan akan didapatkan warna yang rata dan cemerlang..
Scouring : Menghilangkan pectin,
lilin, lemak dan kotoran atau debu – debu yang ada pada serat kapas. Zat – zat
ini akan menolak pembasah air sehingga kapas yang belum dimasak susah dibasahi
yang menyebabkan proses penyerapan larutan obat – obat kimia dalam proses –
proses berikutnya tidak terjadi dengan sempurna.
Bleaching : Menghilangkan zat – zat
pigmen warna dalam serat yang tidak bisa hilang pada saat proses scouring,
sehingga warna bahan menjadi lebih putih bersih dan tidak mempengaruhi hasil
warna pada saat proses pencelupan dan pemutihan optical.
Mercerizing : Memberikan penampang
serat yang lebih bulat dengan melepaskan putaran serat atau reorientasi dari
rantai – rantai molekul selulosa menyebabkan deretan kristalin yang lebih
sejajar dan teratur. Proses ini akan menambah kilap, daya serap terhadap zat
warna bertambah, memperbaiki kestabilan dimensi, kekuatan tarik bertambah,
memperbaiki dan menghilangkan efek negative kapas yang belum matang/kapas mati.
Beberapa pretreatment kadang tidak harus semua dilakukan, hal ini tergantung pada kebutuhan.
Setelah selesai pengerjaan tersebut pencelupan dapat dilakukan misalnya
pencelupan dengan sistem exhoution/ perendaman dan sistem kontinyu.
Hal –
hal yang perlu diperhatikan pada proses pencelupan.
Untuk memperoleh kerataan pencelupan ada dua cara yang dapat ditempuh yaitu
dengan pengendalian adsorpsi dan peningkatan migrasi terutama dengan adisi Leveling Agent. Kurva pencelupan
diproyeksikan untuk mengendalikan proses pencelupan. Beberapa kurva yang sering
dipakai adalah :
·
Exhoustion curve (kurva isotermis)
Yaitu kurva yang menunjukkan jumlah zat warna yang teradsorpsi sebagai
persentasi dari jumlah zat warna yang digunakan mula – mula pada berbagai unit
waktu dan temperatur yang konstan.
·
Temperature curve
Kurva ini menggambarkan persentasi penyerapan zat warna pada berbagai
temperatur pencelupan pada suatu konsentrasi tertentu.
·
Time, Temperature curve
Kurva ini dibuat terlebih dahulu menentukan waktu dan temperatur yang
dicapai sehubungan dengan waktu tersebut. Zat warna yang terserap pada setiap
waktu/ temperatur dinyatakan sebagai persentasi dari konsentrasi yang
digunakan, pada temperatur maksimum penerapan zat warna dinyatakan sebagai
fungsi dari waktu.
·
Daerah Pencelupan Kritis
pembagian zat warna yang menentukan kerataan terserap, maka sudah
selayaknya pada daerah ini kecepatan pemanasan dilakukan lebih perlahan.
·
Diagram Proses Pencelupan
Proses pencelupan yang optimal ialah proses yang mengatur parameter –
parameter pencelupan sedemikian rupa hasil pewarnaan yang baik diperoleh dalam
waktu yang sesingkat mungkin tanpa mengurangi daya kerataan dan reproduksi yang
baik. Parameter proses pencelupan yang paling utama adalah waktu dan
temperatur.
Diagram proses pencelupan adalah diagram yang menunjukkan hubungan antara
temperatur dan waktu pencelupan atau dengan kata lain diagram yang menunjukkan
kecepatan penaikan/ penurunan temperatur dan lamanya waktu pada suatu
temperatur tertentu. Makin lambat penaikan
temperatur makin kecil resiko ketidakrataan tapi dilain pihak makin rendah
produktivitas.
Diagram proses pencelupan yang rasional adalah diagram yang mengatur
kecepatan penaikan temperatur sehingga hasil yang baik dapat dicapai dalam
waktu yang sesingkat mungkin. Hal
ini dapat dicapai dengan jalan memperlambat penaikan temperatur pada daerah
pencelupan kritis dan mempercepat penaikan temperatur diluar daerah kritis
tersebut.
Pencelupan
adalah suatu proses pemberian warna pada bahan tekstil
secara merata dan baik, sesuai dengan warna yang diinginkan. Dalam pencelupan
mempunyai tujuan – tujuan dan sasaran yang hendak dicapai antara lain :
·
Kerataan hasil pencelupan
1. Keadaan
bahan sebelum celup
- Bebas dari minyak
- Scouring/ Bleaching yang merata
-Hasil merserisasi yang merata
-Bahan tidak kusut
-Tidak terjadi kostiksasi setempat
-Penempatan bahan dalam mesin yang rapi
2..Karakteristik zat warna
-Kurva penyerapan zat warna
-Kurva fiksasi zat warna
-Sifat migrasi zat warna
3.Proses
pencelupan
-Ikuti program yang telah ditentukan
-Perhatikan urutan proses pemasukan zat warna dan
obat bantu
-Pemasukan zat warna garam alkali sesuai dengan
waktu yang ditentukan.
4.Pengaruh mekanisme bahan, mesin dan larutan.
-Penempatan bahan dimesin
-Kecepatan bahan dalam mesin – mesin menit per cycle
-Bahan terlalu cepat terjadi kemacetan, friksi dan
berbulu.
-Bahan terlalu lambat mengakibatkan belang
-Reproduksi yang baik
5.Pengaruh
liquor ratio
-Jumlah garam dan alkali yang sama zat warna, dengan
LR yang tinggi warna akan menjadi muda
-Konsentrasi garam dan alkali berubah
6.Stabilitas
kualitas bahan
-Gunakan asal material yang sama
-Proses merserisasi yang sama(bila ada prosesnya)
-Proses dan kondisi S/B yang konsisten
-Hilangkan sisa – sisa hidrogen peroksida dari S/B
7.Pengaruh
temperatur
-Reaksi antara zat warna dengan bahan ditentukan
oleh jenis dan jumlah alkali dan temperatur.
-Effisiensi yang tinggi
Menyangkut
beberapa hal :
1.
Faktor waktu, berhubungan ke produktifitas dan
biaya.
2.
Penggunaan air, berhubungan dengan bagian konservasi
air.
3.
Penyabunan, hubungannya dengan daya tahan luntur.
4.
Fiksasi yang tinggi, hubungannya dengan penyabunan
dan air limbah.
Proses
persiapan pencelupan meliputi pelarutan zat warna, penggunaan air dan zat
pelunak air yang dipakai, persiapan bahan, pemasakan, pengelantangan. Metode
pencelupan bermacam – macam tergantung efektifitas dan efisiensi yang akan
diharapkan.
Metode pencelupan reaktif diantaranya adalah :
.
1.
Metode standard proses, ( dapat digunakan semua warna )
2.
Metode isotermal
proses.( digunakan pada
zatwarna yng memiliki 2 komponen)
3.
Metode portion wise
proses (untuk warna yang
sering belang)
4.
Metode migrasi
proses.(proses untuk bahan
yang kerataan bahanya tidak stabil juga liquor ratio yang rendah)
1.Standard proses
80°Cx20 60’
50°c 20’
Penyerapan migrasi
fixasi
2. Isotermal proses
zw
Na2co3
80° 20’ x 60’
3.portion wise salt
![]() |
Hal – hal yang
mempengaruhi proses pencelupan.
·
Pengaruh elektrolit
Pada
intinya penambahan elektrolit kedalam larutan celup adalah memperbesar jumlah
zat warna yang terserap oleh serat, meskipun beraneka zat warna akan mempunyai
kesepakatan yang berbeda.
·
Pengaruh Suhu
Pada
umumnya peristiwa pencelupan adalah eksotermis. Maka dalam keadaan setimbang
penyerapan zat warna pada suhu yang tinggi akan lebih sedikit bila dibandingkan
penyerapan pada suhu yang rendah. Akan tetapi dalam praktek keadaan setimbang
tersebut sukar dapat dicapai hingga pada umumnya dalam pencelupan memerlukan
pemanasan untuk mempercepat reaksi
·
Pengaruh perbandingan larutan
Perbandingan
larutan celup artinya perbandingan antara besarnya larutan terhadap berat bahan
tekstil yang diproses. Dalam kurva isotherm terlihat bahwa kenaikan konsentrasi
zat warna dalam larutan akan menambah besarnya penyerapan.
Maka
untuk mencelup warna-warna tua diusahakan untuk memakai perbandingan larutan
celup yang kecil, sehingga zat warna yang terbuang atau hilang hanya sedikit.
Untuk mengurangi pemborosan dalam pemakian zat warna dapat mempergunakan
larutan simpan bekas (standing bath)
celupan. Dengan menambahkan zat warna baru pada larutan bekas tadi maka dapat
diperoleh larutan celup dengan konsentrasi seperti semula.
·
Pengaruh pH
Penambahan
alkali mempunyai pengaruh menambah penyerapan. Meskipun demikian kerap kali
dipergunakan soda abu untuk mengurangi kesadahan air yang dipakai atau untuk
memperbaiki ke larutan zat warna.


Tidak ada komentar:
Posting Komentar