Kamis, 15 September 2011

PENCELUPAN REAKTIF Pencelupan adalah suatu proses pemberian warna pada bahan tekstil secara merata dan baik, sesuai dengan warna yang diinginkan. Sebelum pencelupan dilakukan maka harus dipilih zat warna yang sesuai dengan serat. Beberapa zat pembantu misalnya garam, asam, alkali atau lainnya ditambahkan kedalam larutan celup dan kemudian pencelupan diteruskan hingga diperoleh warna yang dikehendaki. Oleh karena itu perlu penambahan zat – zat pembantu untuk mendorong zat warna lebih mudah mendekati permukaan serat. Peristiwa tersebut sering disebut DIFUSI zat warna dalam larutan.zat warna yang mempunyai tenaga cukup besar dapat mengatasi gaya – gaya tolak dari permukaan serat, sehingga molekul zat warna tersebut dapat terserap menempel pada permukaan serat. Peristiwa ini disebut ADSORPSI. Sifat – sifat pencelupan suatu zat warna sering direpresentasikan dalam suatu kurva pencelupan tertentu. Dari kurva tersebut diharapkan dapat diperoleh interpretasi yang lebih nyata tentang karakteristik zat warna dalam proses pencelupan. Sebelum dilakukan pencelupan maka bahan tekstil harus dilakukan pretreatment terlebih dahulu supaya hasil celup sempurna. Diantara proses tersebut adalah : -Enzime : Menghilangkan bulu – bulu yang timbul pada benang atau kain akibat gesekan – gesekan yang terjadi pada proses pertenunan, proses ini dimaksudkan supaya permukaan kain akan menjadi rata, sehingga pada proses pencelupan akan didapatkan warna yang rata dan cemerlang.. Scouring : Menghilangkan pectin, lilin, lemak dan kotoran atau debu – debu yang ada pada serat kapas. Zat – zat ini akan menolak pembasah air sehingga kapas yang belum dimasak susah dibasahi yang menyebabkan proses penyerapan larutan obat – obat kimia dalam proses – proses berikutnya tidak terjadi dengan sempurna. Bleaching : Menghilangkan zat – zat pigmen warna dalam serat yang tidak bisa hilang pada saat proses scouring, sehingga warna bahan menjadi lebih putih bersih dan tidak mempengaruhi hasil warna pada saat proses pencelupan dan pemutihan optical. Mercerizing : Memberikan penampang serat yang lebih bulat dengan melepaskan putaran serat atau reorientasi dari rantai – rantai molekul selulosa menyebabkan deretan kristalin yang lebih sejajar dan teratur. Proses ini akan menambah kilap, daya serap terhadap zat warna bertambah, memperbaiki kestabilan dimensi, kekuatan tarik bertambah, memperbaiki dan menghilangkan efek negative kapas yang belum matang/kapas mati. Beberapa pretreatment kadang tidak harus semua dilakukan, hal ini tergantung pada kebutuhan. Setelah selesai pengerjaan tersebut pencelupan dapat dilakukan misalnya pencelupan dengan sistem exhoution/ perendaman dan sistem kontinyu. Hal – hal yang perlu diperhatikan pada proses pencelupan. Untuk memperoleh kerataan pencelupan ada dua cara yang dapat ditempuh yaitu dengan pengendalian adsorpsi dan peningkatan migrasi terutama dengan adisi Leveling Agent. Kurva pencelupan diproyeksikan untuk mengendalikan proses pencelupan. Beberapa kurva yang sering dipakai adalah : • Exhoustion curve (kurva isotermis) Yaitu kurva yang menunjukkan jumlah zat warna yang teradsorpsi sebagai persentasi dari jumlah zat warna yang digunakan mula – mula pada berbagai unit waktu dan temperatur yang konstan. • Temperature curve Kurva ini menggambarkan persentasi penyerapan zat warna pada berbagai temperatur pencelupan pada suatu konsentrasi tertentu. • Time, Temperature curve Kurva ini dibuat terlebih dahulu menentukan waktu dan temperatur yang dicapai sehubungan dengan waktu tersebut. Zat warna yang terserap pada setiap waktu/ temperatur dinyatakan sebagai persentasi dari konsentrasi yang digunakan, pada temperatur maksimum penerapan zat warna dinyatakan sebagai fungsi dari waktu. • Daerah Pencelupan Kritis pembagian zat warna yang menentukan kerataan terserap, maka sudah selayaknya pada daerah ini kecepatan pemanasan dilakukan lebih perlahan. • Diagram Proses Pencelupan Proses pencelupan yang optimal ialah proses yang mengatur parameter – parameter pencelupan sedemikian rupa hasil pewarnaan yang baik diperoleh dalam waktu yang sesingkat mungkin tanpa mengurangi daya kerataan dan reproduksi yang baik. Parameter proses pencelupan yang paling utama adalah waktu dan temperatur. Diagram proses pencelupan adalah diagram yang menunjukkan hubungan antara temperatur dan waktu pencelupan atau dengan kata lain diagram yang menunjukkan kecepatan penaikan/ penurunan temperatur dan lamanya waktu pada suatu temperatur tertentu. Makin lambat penaikan temperatur makin kecil resiko ketidakrataan tapi dilain pihak makin rendah produktivitas. Diagram proses pencelupan yang rasional adalah diagram yang mengatur kecepatan penaikan temperatur sehingga hasil yang baik dapat dicapai dalam waktu yang sesingkat mungkin. Hal ini dapat dicapai dengan jalan memperlambat penaikan temperatur pada daerah pencelupan kritis dan mempercepat penaikan temperatur diluar daerah kritis tersebut. Pencelupan adalah suatu proses pemberian warna pada bahan tekstil secara merata dan baik, sesuai dengan warna yang diinginkan. Dalam pencelupan mempunyai tujuan – tujuan dan sasaran yang hendak dicapai antara lain : • Kerataan hasil pencelupan 1. Keadaan bahan sebelum celup - Bebas dari minyak - Scouring/ Bleaching yang merata -Hasil merserisasi yang merata -Bahan tidak kusut -Tidak terjadi kostiksasi setempat -Penempatan bahan dalam mesin yang rapi 2..Karakteristik zat warna -Kurva penyerapan zat warna -Kurva fiksasi zat warna -Sifat migrasi zat warna 3.Proses pencelupan -Ikuti program yang telah ditentukan -Perhatikan urutan proses pemasukan zat warna dan obat bantu -Pemasukan zat warna garam alkali sesuai dengan waktu yang ditentukan. 4.Pengaruh mekanisme bahan, mesin dan larutan. -Penempatan bahan dimesin -Kecepatan bahan dalam mesin – mesin menit per cycle -Bahan terlalu cepat terjadi kemacetan, friksi dan berbulu. -Bahan terlalu lambat mengakibatkan belang -Reproduksi yang baik 5.Pengaruh liquor ratio -Jumlah garam dan alkali yang sama zat warna, dengan LR yang tinggi warna akan menjadi muda -Konsentrasi garam dan alkali berubah 6.Stabilitas kualitas bahan -Gunakan asal material yang sama -Proses merserisasi yang sama(bila ada prosesnya) -Proses dan kondisi S/B yang konsisten -Hilangkan sisa – sisa hidrogen peroksida dari S/B 7.Pengaruh temperatur -Reaksi antara zat warna dengan bahan ditentukan oleh jenis dan jumlah alkali dan temperatur. -Effisiensi yang tinggi Menyangkut beberapa hal : 1. Faktor waktu, berhubungan ke produktifitas dan biaya. 2. Penggunaan air, berhubungan dengan bagian konservasi air. 3. Penyabunan, hubungannya dengan daya tahan luntur. 4. Fiksasi yang tinggi, hubungannya dengan penyabunan dan air limbah. Proses persiapan pencelupan meliputi pelarutan zat warna, penggunaan air dan zat pelunak air yang dipakai, persiapan bahan, pemasakan, pengelantangan. Metode pencelupan bermacam – macam tergantung efektifitas dan efisiensi yang akan diharapkan. Metode pencelupan reaktif diantaranya adalah : . 1. Metode standard proses, ( dapat digunakan semua warna ) 2. Metode isotermal proses.( digunakan pada zatwarna yng memiliki 2 komponen) 3. Metode portion wise proses (untuk warna yang sering belang) 4. Metode migrasi proses.(proses untuk bahan yang kerataan bahanya tidak stabil juga liquor ratio yang rendah) 1.Standard proses Na2co3 na2so4 aux zw 80°Cx20 60’ 10’ 10’ 50°c 20’ Penyerapan migrasi fixasi 2. Isotermal proses zw Na2co3 80° 20’ x 60’ Anticrease aux Na2so4 10’ 10’ 50°c 3.portion wise salt NA2CO3 NA2SO4 80°c X 20’ AUX DYES 10% 30% 60% 10’ 20’ 4. MIGRASI PROSES 90-98° x 15-20 Na2co3 3°c/m 80° x 10’ 60’ Na2so4 aux zw 2°c/m 10’ 10’ 20’ Hal – hal yang mempengaruhi proses pencelupan. • Pengaruh elektrolit Pada intinya penambahan elektrolit kedalam larutan celup adalah memperbesar jumlah zat warna yang terserap oleh serat, meskipun beraneka zat warna akan mempunyai kesepakatan yang berbeda. • Pengaruh Suhu Pada umumnya peristiwa pencelupan adalah eksotermis. Maka dalam keadaan setimbang penyerapan zat warna pada suhu yang tinggi akan lebih sedikit bila dibandingkan penyerapan pada suhu yang rendah. Akan tetapi dalam praktek keadaan setimbang tersebut sukar dapat dicapai hingga pada umumnya dalam pencelupan memerlukan pemanasan untuk mempercepat reaksi • Pengaruh perbandingan larutan Perbandingan larutan celup artinya perbandingan antara besarnya larutan terhadap berat bahan tekstil yang diproses. Dalam kurva isotherm terlihat bahwa kenaikan konsentrasi zat warna dalam larutan akan menambah besarnya penyerapan. Maka untuk mencelup warna-warna tua diusahakan untuk memakai perbandingan larutan celup yang kecil, sehingga zat warna yang terbuang atau hilang hanya sedikit. Untuk mengurangi pemborosan dalam pemakian zat warna dapat mempergunakan larutan simpan bekas (standing bath) celupan. Dengan menambahkan zat warna baru pada larutan bekas tadi maka dapat diperoleh larutan celup dengan konsentrasi seperti semula. • Pengaruh pH Penambahan alkali mempunyai pengaruh menambah penyerapan. Meskipun demikian kerap kali dipergunakan soda abu untuk mengurangi kesadahan air yang dipakai atau untuk memperbaiki ke larutan zat warna.


PENCELUPAN REAKTIF

Pencelupan adalah suatu proses pemberian warna pada bahan tekstil secara merata dan baik, sesuai dengan warna yang diinginkan. Sebelum pencelupan dilakukan maka harus dipilih zat warna yang sesuai dengan serat. Beberapa zat pembantu misalnya garam, asam, alkali atau lainnya ditambahkan kedalam larutan celup dan kemudian pencelupan diteruskan hingga diperoleh warna yang dikehendaki. Oleh karena itu perlu penambahan zat – zat pembantu untuk mendorong zat warna lebih mudah mendekati permukaan serat. Peristiwa tersebut sering disebut DIFUSI zat warna dalam larutan.zat warna yang mempunyai tenaga cukup besar dapat mengatasi gaya – gaya tolak dari permukaan serat, sehingga molekul zat warna tersebut dapat terserap menempel pada permukaan serat. Peristiwa ini disebut ADSORPSI.
Sifat – sifat pencelupan suatu zat warna sering direpresentasikan dalam suatu kurva pencelupan tertentu. Dari kurva tersebut diharapkan dapat diperoleh interpretasi yang lebih nyata tentang karakteristik zat warna dalam proses pencelupan.

Sebelum dilakukan pencelupan maka bahan tekstil harus dilakukan pretreatment terlebih dahulu supaya hasil celup sempurna. Diantara proses tersebut adalah :
-Enzime : Menghilangkan bulu – bulu yang timbul pada benang atau kain akibat gesekan – gesekan yang terjadi pada proses pertenunan, proses ini dimaksudkan supaya permukaan kain akan menjadi rata, sehingga pada proses pencelupan akan didapatkan warna yang rata dan cemerlang..
Scouring : Menghilangkan pectin, lilin, lemak dan kotoran atau debu – debu yang ada pada serat kapas. Zat – zat ini akan menolak pembasah air sehingga kapas yang belum dimasak susah dibasahi yang menyebabkan proses penyerapan larutan obat – obat kimia dalam proses – proses berikutnya tidak terjadi dengan sempurna.
Bleaching : Menghilangkan zat – zat pigmen warna dalam serat yang tidak bisa hilang pada saat proses scouring, sehingga warna bahan menjadi lebih putih bersih dan tidak mempengaruhi hasil warna pada saat proses pencelupan dan pemutihan optical.
Mercerizing : Memberikan penampang serat yang lebih bulat dengan melepaskan putaran serat atau reorientasi dari rantai – rantai molekul selulosa menyebabkan deretan kristalin yang lebih sejajar dan teratur. Proses ini akan menambah kilap, daya serap terhadap zat warna bertambah, memperbaiki kestabilan dimensi, kekuatan tarik bertambah, memperbaiki dan menghilangkan efek negative kapas yang belum matang/kapas mati.
Beberapa pretreatment kadang tidak harus semua dilakukan, hal ini tergantung pada kebutuhan. Setelah selesai pengerjaan tersebut pencelupan dapat dilakukan misalnya pencelupan dengan sistem exhoution/ perendaman dan sistem kontinyu.







Hal – hal yang perlu diperhatikan pada proses pencelupan.

Untuk memperoleh kerataan pencelupan ada dua cara yang dapat ditempuh yaitu dengan pengendalian adsorpsi dan peningkatan migrasi terutama dengan adisi Leveling Agent. Kurva pencelupan diproyeksikan untuk mengendalikan proses pencelupan. Beberapa kurva yang sering dipakai adalah :
·         Exhoustion curve (kurva isotermis)
Yaitu kurva yang menunjukkan jumlah zat warna yang teradsorpsi sebagai persentasi dari jumlah zat warna yang digunakan mula – mula pada berbagai unit waktu dan temperatur yang konstan.
·         Temperature curve
Kurva ini menggambarkan persentasi penyerapan zat warna pada berbagai temperatur pencelupan pada suatu konsentrasi tertentu.
·         Time, Temperature curve
Kurva ini dibuat terlebih dahulu menentukan waktu dan temperatur yang dicapai sehubungan dengan waktu tersebut. Zat warna yang terserap pada setiap waktu/ temperatur dinyatakan sebagai persentasi dari konsentrasi yang digunakan, pada temperatur maksimum penerapan zat warna dinyatakan sebagai fungsi dari waktu.
·         Daerah Pencelupan Kritis
pembagian zat warna yang menentukan kerataan terserap, maka sudah selayaknya pada daerah ini kecepatan pemanasan dilakukan lebih perlahan.
·         Diagram Proses Pencelupan
Proses pencelupan yang optimal ialah proses yang mengatur parameter – parameter pencelupan sedemikian rupa hasil pewarnaan yang baik diperoleh dalam waktu yang sesingkat mungkin tanpa mengurangi daya kerataan dan reproduksi yang baik. Parameter proses pencelupan yang paling utama adalah waktu dan temperatur.
Diagram proses pencelupan adalah diagram yang menunjukkan hubungan antara temperatur dan waktu pencelupan atau dengan kata lain diagram yang menunjukkan kecepatan penaikan/ penurunan temperatur dan lamanya waktu pada suatu temperatur tertentu. Makin lambat penaikan temperatur makin kecil resiko ketidakrataan tapi dilain pihak makin rendah produktivitas.
Diagram proses pencelupan yang rasional adalah diagram yang mengatur kecepatan penaikan temperatur sehingga hasil yang baik dapat dicapai dalam waktu yang sesingkat mungkin. Hal ini dapat dicapai dengan jalan memperlambat penaikan temperatur pada daerah pencelupan kritis dan mempercepat penaikan temperatur diluar daerah kritis tersebut.


Pencelupan adalah suatu proses pemberian warna pada bahan tekstil secara merata dan baik, sesuai dengan warna yang diinginkan. Dalam pencelupan mempunyai tujuan – tujuan dan sasaran yang hendak dicapai antara lain :

·         Kerataan hasil pencelupan

1. Keadaan bahan sebelum celup
- Bebas dari minyak
- Scouring/ Bleaching yang merata  
-Hasil merserisasi yang merata
-Bahan tidak kusut
-Tidak terjadi kostiksasi setempat
-Penempatan bahan dalam mesin yang rapi

2..Karakteristik zat warna
-Kurva penyerapan zat warna
-Kurva fiksasi zat warna
-Sifat migrasi zat warna

3.Proses pencelupan
-Ikuti program yang telah ditentukan
-Perhatikan urutan proses pemasukan zat warna dan obat bantu
-Pemasukan zat warna garam alkali sesuai dengan waktu yang ditentukan.

4.Pengaruh mekanisme bahan, mesin dan larutan.
-Penempatan bahan dimesin
-Kecepatan bahan dalam mesin – mesin menit per cycle
-Bahan terlalu cepat terjadi kemacetan, friksi dan berbulu.
-Bahan terlalu lambat mengakibatkan belang
-Reproduksi yang baik

5.Pengaruh liquor ratio
-Jumlah garam dan alkali yang sama zat warna, dengan LR yang tinggi warna akan menjadi muda
-Konsentrasi garam dan alkali berubah

6.Stabilitas kualitas bahan
-Gunakan asal material yang sama
-Proses merserisasi yang sama(bila ada prosesnya)
    -Proses dan kondisi S/B yang konsisten
-Hilangkan sisa – sisa hidrogen peroksida dari S/B

7.Pengaruh temperatur
-Reaksi antara zat warna dengan bahan ditentukan oleh jenis dan jumlah alkali dan temperatur.
-Effisiensi yang tinggi
Menyangkut beberapa hal :
1.        Faktor waktu, berhubungan ke produktifitas dan biaya.
2.        Penggunaan air, berhubungan dengan bagian konservasi air.
3.        Penyabunan, hubungannya dengan daya tahan luntur.
4.        Fiksasi yang tinggi, hubungannya dengan penyabunan dan air limbah.
Proses persiapan pencelupan meliputi pelarutan zat warna, penggunaan air dan zat pelunak air yang dipakai, persiapan bahan, pemasakan, pengelantangan. Metode pencelupan bermacam – macam tergantung efektifitas dan efisiensi yang akan diharapkan.

Metode pencelupan reaktif  diantaranya adalah :
.
1.        Metode standard  proses, ( dapat digunakan semua warna )
2.        Metode isotermal proses.( digunakan pada zatwarna yng memiliki 2 komponen)
3.        Metode portion wise proses (untuk warna yang sering belang)
4.        Metode migrasi proses.(proses untuk bahan yang kerataan bahanya tidak stabil juga liquor ratio yang rendah)


1.Standard proses
                                                                 Na2co3   
na2so4  aux        zw                                                 
                                            80°Cx20                                                            60’               
         10’            10’

50°c                                20’
                    





Penyerapan                                                   migrasi                                                fixasi


2. Isotermal proses

                                                zw


                                                                                                  Na2co3
                                                       80°              20’                                     x  60’
Anticrease   aux   Na2so4
                                                                             


   10’        10’
50°c





3.portion wise salt




                                                                                                                   NA2CO3
                                               NA2SO4                   80°c X 20’                              
AUX     DYES               10%    30%     60%
                           



           10’          20’







4. MIGRASI PROSES


                                                                 90-98° x 15-20                                       Na2co3                                                     


                                                                                                 3°c/m      80°  x 10’                                          60’


 

Na2so4    aux     zw                         2°c/m

                                                                                                                                                                                  
            10’        10’   20’






Hal – hal yang mempengaruhi proses pencelupan.

·         Pengaruh elektrolit 
Pada intinya penambahan elektrolit kedalam larutan celup adalah memperbesar jumlah zat warna yang terserap oleh serat, meskipun beraneka zat warna akan mempunyai kesepakatan yang berbeda.


·         Pengaruh Suhu
Pada umumnya peristiwa pencelupan adalah eksotermis. Maka dalam keadaan setimbang penyerapan zat warna pada suhu yang tinggi akan lebih sedikit bila dibandingkan penyerapan pada suhu yang rendah. Akan tetapi dalam praktek keadaan setimbang tersebut sukar dapat dicapai hingga pada umumnya dalam pencelupan memerlukan pemanasan untuk mempercepat reaksi
·         Pengaruh perbandingan larutan
Perbandingan larutan celup artinya perbandingan antara besarnya larutan terhadap berat bahan tekstil yang diproses. Dalam kurva isotherm terlihat bahwa kenaikan konsentrasi zat warna dalam larutan akan menambah besarnya penyerapan.
Maka untuk mencelup warna-warna tua diusahakan untuk memakai perbandingan larutan celup yang kecil, sehingga zat warna yang terbuang atau hilang hanya sedikit. Untuk mengurangi pemborosan dalam pemakian zat warna dapat mempergunakan larutan simpan bekas (standing bath) celupan. Dengan menambahkan zat warna baru pada larutan bekas tadi maka dapat diperoleh larutan celup dengan konsentrasi seperti semula.
·         Pengaruh pH
Penambahan alkali mempunyai pengaruh menambah penyerapan. Meskipun demikian kerap kali dipergunakan soda abu untuk mengurangi kesadahan air yang dipakai atau untuk memperbaiki ke larutan zat warna.

Tidak ada komentar: