Jumat, 16 September 2011

dyeing dan padding polyester


II.1 PENCELUPAN KONTINYU Proses pencelupan sistem thermosol merupakan proses pencelupan kontinyu, yakni proses dimana fiksasi zat warna didalam serat dilakukan dengan menggunakan panas. Berhubung proses ini proses kontinyu, maka bahan tekstil yang mau diproses harus mempunyai jumlah yang besar untuk satu item warna, sehingga akan ekonomis dalam biaya prosesnya. Pada dasarnya proses pencelupan methoda thermosol ini terdiri dari 4 tahapan, yaitu :
1. Tahap padding larutan zat warna
 2. Tahap pengeringan
 3. Tahap fiksasi zat warna dalam serat dengan panas
4. Tahap proses pencucian

II.2 SEJARAH ZAT WARNA DISPERSI
 Zat warna dispersi pertama-tama dibuat pada tahun 1923 oleh Baddlley dan Shephardson dari British dyestuffs sebagai zat warna Dispersol dan Ellls dari British Celanese menemukan zat warna S.R.A. (Sulpho ricinoleic Acid).
Zat warna ini mula-mula ditemukan untuk mencelup serat selulosa asetat. Serat selulosa asetat tidak dapat dicelup langsung dengan zat warna direk, atau asam karena seratnya hidrofob. Serat asetat baru dapat dicelup dengan zat warna direk setelah seratnya dihidrolisa kembali menjadi selulosa dengan soda kostik, tetapi hasilnya tidak memuaskan.
 Dari penyelidikan ternyata bahwa selulosa asetat mampu menyerap zat organik yang tidak larut dalam air, dengan membuatnya dalam bentuk suspensi. Maka Green dan Saunders (tahun 1922 ) memperkenalkan zat warna Ionamine KA, sebagai senyawa azo dari metil-w-sulfonat. Di dalam air senyawa ini terhidrolisa dan membebaskan senyawa azo (senyawa 47) yang terserap oleh serat asetat dan melepaskan bisulfitformaldehida. Kedudukan Ionamine segera tergeser oleh zat warna Dispersol dan S.R.A, karena zat warna dispersi ini lebih mudah mencelup serat dan warnanya lebih tahan luntur.
 Zat warna Dispersol yang pertama-tama adalah suatu senyawa antrakinon dan S.R.A. adalah pigmen yang didispersikan. Kedua zat warna tersebut mencelup serat dengan bantuan zat pendispersi. Zat warna S.R.A diberi nama dari zat pendispersi yang dipakai, yaitu asam sulforisinolat (sulforicinollcacid) yang kemudian diganti dengan zat warna pendispersi buatan yang lebih baik. Penemuan zat warna dispersi ini menjadi sangat penting dengan ditemukannya serat sintetik yang sifatnya lebih hidrofob dari pada serat selulosa asetat, seperti serat poliamida, poliester dan poliakrilat. Terutama untuk serat poliester, yang kebanyakan hanya dapat dicelup dengan zat warna dispersi.
 Zat warna dispersi adalah zat warna non ion yang terdiri dari inti kromofor azo dan antrakinon, sedangkan untuk beberapa warna kuning yang penting mengandung gugus difenilamina. Meskipun azobenzena, antrakinon dan difenilamina dalam bentuk dispersi dapat mencelup ke dalam serat hidrofob, dalam perdagangan kebanyakan zat warna dispersi mengandung gugus aromatik dan alifatik yang mengikat gugusan fungsional (-OH, - NH2, NHR, dan sebagainya) dan bertindak sebagai gugus pemberi (donor) hidrogen.
 Gugusan fungsional tersebut merupakan pengikat dipole (dwi kutub) dan juga membentuk ikatan hidrogen dengan gugusan karbonil (>C=O) atau gugus asetil dari serat yang dicelup (senyawa 48 dan 49 ).
 Gugusan aromatik -OH dan alifatik -NH2 dan gugusan fungsional yang sejenis, menyebabkan zat warna dispersi sedikit larut di dalam air. Disamping itu zat warna dispersi sebaiknya molekulnya kecil supaya mudah terdispersi. Karena molekulnya cukup kecil, zat warna dispersi mudah menyublim pada suhu tinggi. Maka untuk mencelup serat poliester harus dipilih zat warna dispersi yang tahan suhu tnggi (sampai 220 Derajat Celcius).

II.3 PROSES PENCELUPAN SERAT POLYESTER DENGAN ZAT WARNA DISPERSI
Proses pencelupan poliester dengan zat warna dispersi dapat dilakukan dengan beberapa cara (methoda), yakni :
 1. Methoda zat pengemban (carrier)
2. Methoda suhu tinggi (HT/HP)
 3. Methoda thermo fiksasi (thermosol)

1.      Methoda Zat Pengemban (Carrier)
 Proses pencelupan dengan methoda zat pengemban adalah pencelupan yang menggunakan zat pengemban sebagai mediator yang akan membantu penyerapan zat warna kedalam serat. Poliester mempunyai gugusan yang memungkinkan terjadi pengikatan seperti gugusan ester, hidroksil dan karboksil, tetapi karena molekulnya sangat kompak mengakibatkan difusi zat warna kedalam serat menjadi lambat. Untuk mempercepat penyerapan perlu dilakukan hal-hal berikut:  Gunakan zat warna yang sangat kecil molekulnya.-
 Gunakan zat-zat pengemban untuk mempertinggi- permeabilitas serat.  Gunakan temperatur yang tinggi. Pada kesempatan ini methoda zat- pengemban yang dilakukan dengan menggunakan zat-zat yang akan membantu difusi zat warna kedalam serat lebih cepat. Zat pengemban atau Carrier adalah merupakan senyawa-senyawa fenol, amina, asam, hidrokarbon aromatik, ester dan eter
 Dalam perdagangan zat pengemban (carrier) sudah dicampur dengan zat pendispersi atau emulgator. Pada dasarnya fungsi carrier adalah :
 1. Mempertinggi kelarutan zat warna Zat warna dispersi didalam larutan akan terdispersi dan dijaga sejenuh mungkin, sehingga konsentrsi zat warna dalam larutan lebih besar dibandingkan dengan konsentrasi didalam serat. Dengan demikian akan terjadi difusi zat warna kedalam serat, karena terjadinya difusi diakibatkan adanya perbedaan konsentrasi zat warna dari konsentrasi yang tinggi ke konsentrasi yang rendah didalam.
2. Memperbesar penggelembungan serat
 Zat pengemban bersifat hirdofyl dan mempunyai afinitas terhadap serat serta akan memperbesar penggelembungan serat. Zat pengemban akan berdifusi lebih cepat dibandingkan zat warna dan akan membentuk ikatan Van der Waals dengan serat sama sekali tidak mengadakan ikatan dengan zat warna, hanya membuka peluang untuk zat warna berdifusi kedalam serat.
3.Membuat serat jadi plastis
 Zat pengemban akan menempel pada permukaan serat sebagai pelumas dan akan berpenetrasi kedalam serat. Serat akan menjadi plastis dan dengan adanya penetrasi zat pengemban rantai molekul serat akan mengalami pemutusan, ikatan-ikatan molekul serat akan bergeser dan rusak. Dengan demikian adanya lubang-lubang yang terbuka pada serat akan memudahkan zat warna berdifusi.
Zat pengemban (Carrier) yang dapat digunakan pada proses pencelupan harus mempunyai syarat- syarat tertentu yakni :
 Murah, efisien, mudah dihilangkan kembali, tidak beracun, tidak mempengaruhi warna dan ketahanan zat warna dan mudah dilarutkan atau didispersikan dalam air.

Beberapa jenis zat pengemban (carrier) yang dapat digunakan pada proses pencelupan antara lain : Carrier jenis aromatic hydrocarbons Nama dagang jenis carrier ini antara lain : Delatin NAN liquid dan Delatin EN liquid produk SANDOZ Pemakaiannya 6-18 % Deltin NAN pada suhu 95 oC Mesin yang digunakan adalah winch machine, haspel, jet flow Carrier jenis Chlorobenzol Nama dagang jenis carrier ini antara lain : Delatin TCR liquid (SANDOZ) atau Levegal (BAYER) Pemakaiannya 2-10 % pada suhu 95 oC Mesin yang digunakan harus yang tertutup Carrier jenis Pheenylphenol Nama dagang jenis carrier ini antara lain : Tumescol OP (ICI), Levagal ON (BAYER) Carrier jenis Carboxylic acid ester Nama dagang jenis carrier ini antara lain : Levegal PT BAYER Carrier jenis aromatic eter Penggunaan carrier dalam pencelupan jumlahnya tergantung dari bahan yang diproses, karena penggunaan carrier diperhitungkan terhdap berat bahan, namun untuk celup warna muda jumlah carrier dapat dikurangi sampai 50 %.
 Resep yang digunakan
 X % Samaron Blue FBL-E
 2.0 – 10 %     Levegal DTE
 0.5 – 2.0 g/l   Avolan IS
 0.5 – 1.0 g/l   Levegal HTC
 0.5 – 1.0 cc/l  Acetic acid (pH 4-5)
0.5 – 1.0 g/   l Ladiquest (bila perlu)
 1.0 – 3.0 g/l  Imacol J (bila perlu)
Liquor ratio (vlot) 1:10
 Temperature 98oC
 Waktu fiksasi 60 menit

 Fungsi zat-zat yang digunakan Samaron Blue FBL-E = zat warna
 Levegal DTE   = zat pengemban (carrier)
 Avolan IS        = Dispersing agent
Levagal HTC    = Levelling agent
Acetic acid       = Asam
 Ladiquest        = Squestering agent
 Imacol J      = Anti kris Untuk menghasilkan tahan cuci (wet fastness) yang baik terutama untuk warna-warna tua dilakukan proses akhir (after treatment), yakni dengan proses reduction clearing.

R/
 1.0 – 2.0 g/l   Hydrosulphite
 2.0 – 5.0 ml/l Caustic soda 38oBe
 0.5 ml/l          Imerol XN liquid
 Kerjakan selama 20 menit pada suhu 70-80 oC kemudian bilas dengan air dingin dan netralisir Kerugian dari pencelupan methoda  Tendensi ketidak rataan cukup besar terutama-ini adalah :   Perbedaan bath to bath-dari segi bentuk noda-noda yang terjadi.   Zat pengemban- Waktu relatif lebih lama -sangat memungkinkan  (carrier) relatif sulit untuk dihilangkan dan menyebabkan penurunan pada  Kadang-kadang menyebabkan efek pegangan-tahan sinarnya  kurang baik

2.      Methoda Temperatur Tinggi (HT/HP) Poliester pada suhu tinggi akan menggelembung sehingga akan memudahkan zat warna berdifusi kedalamnya. Proses pencelupan methoda temperatur tinggi dilakukan pada suhu diatas 100 oC, suhu tersebut dapat dicapai apabila ada tekanan lebih dari 1 atmosfir, oleh karena itu proses dengan methoda ini dilakukan pada peralatan mesin yang tertutup. Pada prinsipnya antara temperatur dan tekanan berbanding lurus, artinya suhu naik maka tekananpun akan naik seiring dengan kenaikan temperatur. Temperatur pencelupan dilakukan pada 130 – 135 oC dengan tekanan antara 3 – 3,5  Zat warna akan-Bar (atm). Keuntungan dari proses methoda ini adalah :  mudah terdispersi pada suhu tinggi, sehingga konsentrasi zat warna dalam larutan celup akan lebih tinggi yang menyebabkan  Gerakan thermal-terjadinya migrasi dari larutan kedalam serat.  polimer poliester pada suhu tinggi lebih aktif sehingga pori-pori serat lebih banyak peluang untuk membuka yang akan  Dari kondisi ini pencelupan lebih-memudahkan zat warna berdifusi.   Semua type atau golongan zat warna dapat-cepat.   Warna yang dihasilkan bisa tua dibanding methoda-digunakan.   Wash fastness lebih baik. Kekurangan dari proses pencelupan-lain.  methoda ini  Hasil proses bath to bath cenderung- Ongkos produksi tinggi -adalah : 
 Waktu proses relatif lama Resep yang digunakan-beda
 X % Foron yellow 4GSL Y
 % Foron red GL Z
 % Foron blue GL
 0,5-2,0 g/l Avolan IS
 0,5-1,0 g/l Leophen RM- 70
 0 ,5-1,0 g/l Ladiquest
0,5-3,0 g/l Imacol J
 1,0 cc/l Acetic acid (PH 4-5)

 0,5-2,0 g/l Sodium asetat
 1:10 Liquor ratio (vlot)
 Dikerjakan pada temperature : 130 oC Waktu pengerjaan : 45-60 menit

 Fungsi obat-obatan
Foron = zat warna dispersi (Sandoz)
Avolan IS = Dispersing agent
Leophen RM-70 = Levelling agent
Acetic acid = Asam Sod.
Asetat = Buffer (penyangga)
 Ladiquest = Squestering agent
 Imacol J = Anti krismark
Untuk pencelupan warna tua dilakukan proses reduction clearing, proses, obat-obatan dan cara- caranya sama seperti pencelupan methoda zat pengemban. Dengan perkembangan teknologi para ahli mencari methoda dan pengembangan zat warna untuk menghasilkan yang lebih baik. Rapid dyeing adalah salah satunya hasil dari perkembangan tadi.

 Proses pencelupan sistem rapid lebih efektif dan produktivitas lebih tinggi. Zat warna yang digunakan adalah hasil modifikasi dari zat warna yang sifatnya konvensional. Zat warna yang satu ini mempunyai sifat-sifat yang lebih baik dibandingkan dengan yang sifatnya konvensional. Contoh zat warna rapid dyeing antara lain Foron RD (Sandoz) dan resolin K (Bayer).

 Kelebihan zat warna rapid dyeing ini  Sifat- Penanganannya lebih sederhana dan lebih mudah -adalah :
-  Mempunyai afinitas yang
- Fastnessnya tinggi.
 -thermomigrasinya rendah 
 Pembentukan warnanya seragam dalam
- Terdispersi dengan stabil
-baik  semua  Reproducibility
- Waktu celupnya pendek
 - Kerataannya baik
-kombinas Dapat dikerjakan disemua methoda Disamping zat warna dispersi-baik  rapid dyeing,

 ada zat warna dispersi yang bersifat lebih khusus lagi terutama digunakan untuk warna-warna muda. Contoh nama dagang zat warna seperti ini antara lain : Foron ED product Sandoz (clariant) Dianix ACE product Dystar (Hoechst)


3.      Methoda Pad Thermofiksasi (Thermosol) Proses pencelupan sistem thermosol merupakan proses pencelupan kontinyu, yakni proses dimana fiksasi zat warna didalam serat dilakukan dengan menggunakan panas. Berhubung proses ini proses kontinyu, maka bahan tekstil yang mau diproses harus mempunyai jumlah yang besar untuk satu item warna, sehingga akan ekonomis dalam biaya prosesnya.

 Pada dasarnya proses pencelupan methoda thermosol ini terdiri dari 5 tahapan, yaitu:
 1) Tahap padding larutan zat warna
 2) Tahap pengeringan
 3) Tahap fiksasi zat warna dalam sera
 4) Tahap proses pemanasan
5) Tahap proses pencucian

 1) Tahap Padding Tahap padding adalah tahapan dimana zat warna dan zat-zat pembantu dapat berpenetrasi kedalam bahan dengan bantuan rol padder. Bahan tekstil yang akan diproses bisa dalam kondisi kering maupun basah. Pada umumnya bahan tekstil yang mau diproses padding kondisinya kering. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan pada  Bahan tekstil harus-proses padding ini, yakni 1. Kondisi bahan  mengalami proses heat  Temperatur padding pada-setting dengan tingkat kelembaban yang sama   Usahakan kondisi bahan jangan sampai terjadi-suhu kamar   Kondisi bahan pada waktu padding-krismak atau terjadi lipatan  usahakan rileks -jangan terlalu banyak tention
2. Peralatan Padding dan lainnya  Didalam proses pencelupan sistem kontinyu untuk kain tenun pada prakteknya menggunakan sistem padding two-dip two-nip sebagai proses penetrasi zat warna pada bahan, selain itu dapat digunakan sistem padding one-dip two-dip. Bentuk rol mangle harus dibuat sedemikian rupa agar dapat memberi tekanan terhadap bahan disemua sisi sama besarnya. Besar tekanan ditengah rol dan disisi kanan kirinya harus sama  Rol karet yang dibuat harus mempunyai-besar.  kelenturan yang dapat menambah tekanan sesuai dengan pick up yang diinginkan dan harus seragam  Penentuan besarnya pick up-baik di kedua sisi maupun ditengahnya.  harus disesuaikan dengan besarnya diameter roll karet dan kekuatan hardnessnya dari karet tersebut, disamping itu ada ketergantungan dari jenis kain dan konstruksinya. Pada umumnya pick up yang disarankan adalah : Untuk poliester dan poliester/cotton  Pembuatan rol-adalah = 50 – 65 % Untuk poliester/rayon = 55 – 70 %  karet harus dirancang sedemikian rupa agar pada waktu terjadi pengepresan menghasilkan pressure yang sama dikedua sisi dan tengah. Untuk itu pembuatan rol karet itu biasanya berbentuk kendang yang diameter sisi dan tengah berbeda.
2) Pengeringan Pada tahap pengeringan sifatnya hanya mengeringkan bahan agar tidak terjadi migrasi, yang selanjutnya akan terjadi fiksasi ditahap berikutnya. Proses pengeringan ini temperatur yang digunakan hanya 110 – 130 oC agar zat warna yang nempel pada bahan sesuai dengan waktu padding. Pada proses pengeringan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yakni : Mesin pengering Hot-flue dryer atau kombinasi antara infrared pre dryer dan hot flue dryer adalah mesin pengering yang digunakan pada proses pencelupan kontinyu. Hot flue dryer pada umumnya menggunakan uap kering yang dihembuskan kedalamnya secara merata, sedangkan infrared pre dryer adalah api yang dihasilkan dari elpiji yang akan memanggang bahan hasil padding. Migrasi Kejadian migrasi zat warna dapat diklasifikasikan  Yang pertama terjadinya pergerakan partikel zat-sebagai berikut :  warna ke zat lain di dalam serat pada waktu  Yang kedua terjadinya pergerakan molekul zat-pengeringan  warna didalam serat pada waktu termosoling proses
3) Proses Fiksasi Proses fiksasi dalam pencelupan metoda kontinyu yaitu pada waktu proses thermosol. Proses thermosol dilakukan dengan temperatur tinggi pada mesin khusus yang dibuat sedemikian rupa, sehingga pada proses itu akan terjadi fiksasi zat warna dengan serat, maka proses ini pada umumnya dinamakan proses thermo-fiksasi. Pada proses ini diharapkan dengan pemanasan zat warna dispersi akan tetap tinggal (fix) didalam serat poliester, dan proses ini umumnya dilakukan pada proses pencelupan metoda kontinyu.
 Mesin yang digunakan Mesin yang digunakan untuk proses ini ada dua tipe, yaitu : Tipe hot flue dan Tipe kontak langsung Persamaannya adalah pendistribusian temperatur, kecepatan udara dan volume udara, karena hal itu sangat penting, sebab proses thermosoling adalah sangat pendek waktunya dikedua mesin itu. Roller type heat setter Sifat-sifat dari mesin ini adalah : Proses dapat menggunakan kecepatan yang tinggi, karena kapasitas bahan bisa besar. Bisa untuk proses kain tebal, karena perpindahan panasnya bagus. Mesin ini dapat digunakan untuk bahan stret baik kearah lusi maupun kearah pakan, karena sistem pemanasannya dari arah pinggir ke pinggir. Cylinder type setter Sifat-sifat dari mesin ini adalah : Kecepatannya bisa lebih cepat, karena memungkinkan sebab pemindahan panasnya bagus Karena sistem panasnya kontak langsung, maka bahan yang dihasilkan akan lebih kilau, tetapi bahan akan relatif kaku Masalah yang paling mendasar adalah dilebar. Pin tenter type thermosol dyeing machine (hot- flue system) Sifat-sifat dari mesin ini adalah : Tingkat kerataannya cukup baik dan pendistribusian tempertur lebih seragam kesemua tempat, karena udara panas yang dihembuskannya kearah vertikal dan merata kedalam bahan. Tidak ada mengkeret kearah lusi maupun pakan dan tidak mengkilap, karena tidak terjadi kontak langsung dengan rol pemanas seperti cylinder dryer waktu pemanasan. Kapasitas mesin relatif kecil dengan lebar yang terbatas, karena pinggir kain tergantung pada pins (klip/jarum) 4) Proses pemanasan Setelah mengalami padding dan drying bahan dilanjutkan dengan proses pemanasan (thermosoling) pada suhu antara 200-220 oC guna mengembangkan zat warna dispersi didalam serat poliester. Masalah yang paling dominan pada proses pemanasan sistem ini adalah pengembangan zat warna dispersi didalam serat poliester tidak teratur diakibatkan karena pendistribusian temperatur yang bervariasi, kecepatan udara dan kurangnya efek reproducibilitas penambahan warna zat warna dispersi oleh oksidasi udara. Masalah ini berakibat terjadinya efek fastness yang kurang baik, bahkan apabila proses bahan campuran akan terjadi staining pada poliester itu oleh zat warna dari serat campurannya.
5) Proses pencucian Proses pencucian adalah proses akhir dari pencelupan methoda kontinyu. Tujuan proses akhir ini adalah untuk menghilangkan zat warna yang tidak terfiksasi dan zat-zat lain yang tidak diperlukan. Pada proses pencucian ini digunakan air dingin dan panas dan zat-zat pencuci reduksi pada bak-bak yang terpisah. Air yang digunakan pakai over flow, sehingga pada proses ini memerlukan air yang lebih banyak.


BAB. III PENUTUP A. KESIMPULAN

Proses pencelupan sistem thermosol merupakan proses pencelupan kontinyu, yakni proses dimana fiksasi zat warna didalam serat dilakukan dengan menggunakan panas. Berhubung proses ini proses kontinyu, maka bahan tekstil yang mau diproses harus mempunyai jumlah yang besar untuk satu item warna, sehingga akan ekonomis dalam biaya prosesnya. Pada dasarnya proses pencelupan methoda thermosol ini terdiri dari 5 tahapan, yaitu :
 1. Tahap padding larutan zat warna
 2. Tahap pengeringan
3. Tahap fiksasi zat warna dalam serat
4. Tahap proses pemanasan
5. Tahap proses pencucian


B. SARAN Dalam memakai suatu pencelupan untuk penelitian, sebaiknya diketahui terlebih dahulu sifat yang dimiliki oleh teknik pencelupan, zat warna yang dipakai dan serat yang sesuai dengan teknik pencelupan tersebut. Untuk melakukan Pencelupan Serat Polyester dengan Teknik Kontinyu dengan Zat Warna Dispersi, ikutilah prosedur yang ada dengan tujuan untuk mengantisipasi adanya kesalahan-kesalahan dalam pelaksanaan praktikum. Tapi jangan pernah berputus asa jika menghadapi kegagalan, karna kegagalan akan memberikan kita pengalaman, dan pengalaman adalah guru yang sangat langka. Jangan pernah takut untuk melakukan eksperimen – eksperiman dalam dunia pertekstilan.

Tidak ada komentar: